3 research outputs found

    Pengaruh Prinsip Non-Intervensi ASEAN terhadap Upaya Negosiasi Indonesia Dalam Menangani Konflik Kudeta Myanmar

    Get PDF
    On 1 February 2021 Myanmar's democratization was once again threatened, following a military junta coup against the Government of Myanmar, by detaining several leaders, including Myanmar President Win Myint and Aung san suu kyi, the State Advisor. This study aims to analyze the Indonesia government's efforts to disarm the current conflict in Myanmar, while still respecting the principle of non-intervention, a mutual agreement between the ASEAN members. The method of research chosen is qualitative descriptive using techniques used for data collection through journals, papers, web sites and other reliable sources. Moreover, to strengthen the argument, the author uses the constructivism theory of Alexander Went which is linked by an analysis of Indonesia's efforts in the conflict in Myanmar. This study focuses on the effect of the ASEAN non-intervention principle on Indonesia's conflict resolution efforts. The results of this study show that the application of the ASEAN principle of non-intervention by ASEAN on the one hand gives Member States the flexibility to solve their internal problems without any interference from other countries. however, on the other hand, this principle becomes a barrier for ASEAN member countries to implement certain mechanisms in some cases, such as the current case of the coup conflict.   Keywords : The principle of non-intervention, Myanmar Conflict, NegotiationPada tanggal 1 Februari 2021, demokratisasi Myanmar kembali terancam, dikarenakan pelaksanaan kudeta yang dilakukan oleh Junta militer terhadap pemerintahan Myanmar, dengan cara menahan beberapa pimpinan dari pemerintahan sipil, diantaranya yaitu presiden Myanmar, Win Myint, dan penasihat negara, Aung san suu kyi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meredakan konflik yang sedang terjadi di Myanmar, dengan tetap mematuhi prinsip non intervensi yang merupakan kesepakatan bersama diantara anggota ASEAN. Metode penelitian yang dipilih adalah kualitatif deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data melalui jurnal, artikel, website internet dan sumber-sumber terpercaya lainnya. Disamping itu untuk memperkuat argumentasi, penulis menggunakan teori konstruktivisme milik Alexander Went, yang akan dikaitkan dengan analisis menegenai upaya Indonesia dalam konflik kudeta Myanmar. Penelitian ini berfokus pada pengaruh dari prinsip non intervensi ASEAN terhadap upaya penanganan konflik yang dilakukan oleh Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disatu sisi penerapan prinsip non intervensi ASEAN yang dilakukan oleh ASEAN memberikan kelonggaran bagi negara-negara anggota untuk mengatur permasalahan internalnya, tanpa ada campur tangan dari negara lain. akan tetapi, di sisi lain, prinsip ini menjadi penghalang bagi negara-negara anggota ASEAN untuk melaksanakan mekanisme tertentu dalam beberapa kasus, seperti kasus konflik kudeta yang sedang terjadi sekarang ini.   Kata Kunci : Prinsip Non-Intervensi, Konflik Myanmar, Negosias
    corecore